Sabtu, 16 Mei 2015

Salah Itu Wajar

Telpon terus berdering, data semakin banyak, itu tandanya pekerjaan pun semakin padat, perut sudah mulai lapar tapi waktu istirahat masih cukup lama jadi mau tak mau harus tetap berjuang menyelesaikan semua pekerjaaan ditengah kebisingan telpon yang terus berdering tanpa henti.

Disela-sela kesibukan yang padat merayap bagaikan kemacetan ibukota Jakarta ada saja masalah yang timbul.

Masalah memang tak pernah bisa luput dari hidup dan bekerja merupakan bagian dari hidup maka akan selalu ada masalah dalam bekerja.

Masalah dikantor saat itu berawal dari salah satu pabrik yang sudah beberapa kali melakukan kesalahan yaitu “memuat barang tidak sesuai dengan surat muat yang telah di fax ke pabrik” dan kesalahan-kesalahan seperti ini yang bisa membuat manager saya geram dan sangat marah karena merasa rugi jika harus kembali ke pabrik untuk mengembalikan barang, “cara kerja yang sangat tidak efesien” begitulah pendapatnya jika sampai terjadi kesalahan seperti ini.

Benar saja saat mendapat laporan bahwa ada mobil yang salah dimuat barang oleh pabrik, manager saya pun nampak sangat marah bahkan dengan berteriak kepada kepala administrasi, saya yang sedang online saat itu bisa mendengar teriakan itu walau samar-samar,kurang lebih  seperti ini teriakannya “telpon pabrik cari atasannya, marahin aja dia, Tanya kenapa bisa salah muat ?” Mendengar kalimat itu saya langsung menengok dan terdiam. Dalam hati bergumam “hah lagi nih? begini lagi?  Ohh Noooooo“ wajar memang jika manager saya marah tapiii saya kurang setuju jika masalah ini harus diselesaikan dengan “marah” . terlebih jika ingin tahu penyebabnya tapi cara yang kita pakai dengan memarahi orang pabrik karena bisa saja orang pabrik terpancing ikut marah jika mendengar kita marah-marah tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dulu.

Karena menurut saya marah tidak akan membuat sebuah kesalahan berubah menjadi benar dan dengan marah juga tidak akan membuat sesuatu yang sudah terjadi bisa untuk diulang kembali, jika memang ingin tau penyebab kesalahan seseorang apa harus ditanyakan dengan marah-marah?. Bukankah marah malah akan memperkeruh suasana?

 Aarrggggghhh ingin rasanya saya sampaikan hal itu namun apa daya saya tak memiliki banyak keberanian untuk mengatakannya, jika saya sampaikan pun mungkin itu malah membuat suasana semakin panas sepanas cuaca Jakarta disiang hari :D belajar menempatkan diri juga sih :D karena hal yang menurut kita baik belum tentu dianggap baik oleh orang lain, begitu kan guru?  

Tapi dari kejadian itu saya bisa belajar satu hal “jangan pernah marah berlebihan terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita” jika kita marah berlebihan terhadap kesalahan orang lain bagaimana jika nanti kita yang berbuat kesalahan terhadap orang lain? Siapkah kita untuk dimarah-marahi orang?

Bukankah manusia tidak akan luput dari salah? Dan kata guru saya gini  “salah itu bukan hal yang salah kok, karena jika tidak ada salah maka tidak akan ada yang namanya benar” berbuat salah  itu hal yang wajar, tidak apa salah asal kita berusaha untuk memperbaikinya itu namanya kita mau belajar, tapi jika sudah tahu salah tapi masih ngeyel dan enggan memperbaikinya naahhh ini baru namanya “kesalahan”

 Soo jangan takut jika kita melakukan kesalahan dalam bekerja ataupun dalam hidup tapi harus dengan syarat mau memperbaikinya yaaa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar