Telpon terus berdering, data semakin banyak, itu tandanya pekerjaan pun semakin padat, perut sudah mulai lapar tapi waktu istirahat masih cukup lama jadi mau tak mau harus tetap berjuang menyelesaikan semua pekerjaaan ditengah kebisingan telpon yang terus berdering tanpa henti.
Disela-sela kesibukan yang padat merayap bagaikan kemacetan ibukota Jakarta ada saja masalah yang timbul.
Masalah memang tak pernah bisa luput dari hidup dan bekerja merupakan bagian dari hidup maka akan selalu ada masalah dalam bekerja.
Masalah dikantor saat itu berawal dari salah satu pabrik yang sudah beberapa kali melakukan kesalahan yaitu “memuat barang tidak sesuai dengan surat muat yang telah di fax ke pabrik” dan kesalahan-kesalahan seperti ini yang bisa membuat manager saya geram dan sangat marah karena merasa rugi jika harus kembali ke pabrik untuk mengembalikan barang, “cara kerja yang sangat tidak efesien” begitulah pendapatnya jika sampai terjadi kesalahan seperti ini.
Benar saja saat mendapat laporan bahwa ada mobil yang salah dimuat barang oleh pabrik, manager saya pun nampak sangat marah bahkan dengan berteriak kepada kepala administrasi, saya yang sedang online saat itu bisa mendengar teriakan itu walau samar-samar,kurang lebih seperti ini teriakannya “telpon pabrik cari atasannya, marahin aja dia, Tanya kenapa bisa salah muat ?” Mendengar kalimat itu saya langsung menengok dan terdiam. Dalam hati bergumam “hah lagi nih? begini lagi? Ohh Noooooo“ wajar memang jika manager saya marah tapiii saya kurang setuju jika masalah ini harus diselesaikan dengan “marah” . terlebih jika ingin tahu penyebabnya tapi cara yang kita pakai dengan memarahi orang pabrik karena bisa saja orang pabrik terpancing ikut marah jika mendengar kita marah-marah tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dulu.
Karena menurut saya marah tidak akan membuat sebuah kesalahan berubah menjadi benar dan dengan marah juga tidak akan membuat sesuatu yang sudah terjadi bisa untuk diulang kembali, jika memang ingin tau penyebab kesalahan seseorang apa harus ditanyakan dengan marah-marah?. Bukankah marah malah akan memperkeruh suasana?
Aarrggggghhh ingin rasanya saya sampaikan hal itu namun apa daya saya tak memiliki banyak keberanian untuk mengatakannya, jika saya sampaikan pun mungkin itu malah membuat suasana semakin panas sepanas cuaca Jakarta disiang hari :D belajar menempatkan diri juga sih :D karena hal yang menurut kita baik belum tentu dianggap baik oleh orang lain, begitu kan guru?
Tapi dari kejadian itu saya bisa belajar satu hal “jangan pernah marah berlebihan terhadap kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap kita” jika kita marah berlebihan terhadap kesalahan orang lain bagaimana jika nanti kita yang berbuat kesalahan terhadap orang lain? Siapkah kita untuk dimarah-marahi orang?
Bukankah manusia tidak akan luput dari salah? Dan kata guru saya gini “salah itu bukan hal yang salah kok, karena jika tidak ada salah maka tidak akan ada yang namanya benar” berbuat salah itu hal yang wajar, tidak apa salah asal kita berusaha untuk memperbaikinya itu namanya kita mau belajar, tapi jika sudah tahu salah tapi masih ngeyel dan enggan memperbaikinya naahhh ini baru namanya “kesalahan”
Soo jangan takut jika kita melakukan kesalahan dalam bekerja ataupun dalam hidup tapi harus dengan syarat mau memperbaikinya yaaa.
Sabtu, 16 Mei 2015
Minggu, 10 Mei 2015
SIKAP KITA MENJADI SEBAB-AKIBAT BAGI ORANG LAIN
Pada suatu
pagi ada sebuah kejadian menggelitik sekaligus memalukan di salah satu SPBU di
daerah Bintaro. Pagi itu antrian di SPBU memang sudah cukup panjang hingga
membuat salah satu pengendara sepeda motor keluar dari barisan antrian untuk
berpindah ke antrian pertamax yang memang terlihat lebih sepi dibandingkan
dengan antrian premium.
Namun saat
si bapak pengendara motor tersebut pindah antrian, ia terlihat menyerobot
antrian didepannya entah sengaja karena melihat cela diantara mobil dan motor
atau memang si bapak tersebut tidak tahu kalau dia telah menyerobot antrian
mobil dibelakangnya karena jarak mobil memang nampak jauh dari antrian.
Saat si
bapak pegendara motor menuntun maju motornya tiba-tiba mobil tersebut bergerak
maju hingga hampir menabrak spakbor belakang motor (bener ga tuh penulisannya
:D) tetapi si bapak pengendara motor tidak menghiraukan kejadian tersebut entah
karena tidak sadar atau memang si bapak ini “ngeyel”.
Dan
sepertinya sikap cuek dan tak peduli pengendara motor telah sukses membuat
pengemudi mobil marah, akhirnya si pengemudi mobil membuka kaca mobilnya entah
apa yang dikatakan tapi sepertinya pengemudi mobil tersebut menegur dengan nada
marah kepada si pengendara motor .
Kejadian
tersebut membuat si pengendara motor juga terlihat marah lalu menuntun motornya
kebelakang mobil, tidak jelas apa yang mereka bicarakan tapi jika dilihat dari
kejauhan nampak keduannya begitu marah, meskipun bapak pengendara motor
terlihat marah tetapi ia mempersilakan si pengemudi mobil untuk “duluan”
mengisi BBM .
Masalah
tidak terhenti sampai disitu walau
pengendara motor sudah mengalah tapi pengemudi mobil tetap saja mempermasalahkan
sikap pengendara motor yang menyerobot
antrian, kejadian ini berlangsung cukup lama hingga menyebabkan antrian
panjang dibelakang mereka dan tidak ada yang mencoba untuk melerai perdebatan
antara kedua bapak-bapak tersebut.
Bahkan saat
meninggalkan SPBU (tidak jadi isi BBM) si pengendara motor sempat berteriak “jangan
mentang-mentang situ pake mobil” tidak terima diperlakukan seperti itu
pengemudi mobil coba berlari untuk mengejar pengendara motor, saat tahu dirinya
dikejar pengendara motor tersebut sempat berhenti tapi saat mengemudi mobil
semakin dekat ia kembali mengegas kuda baja miliknya :D
Saya yang
memang sedang ikut mengantri di SPBU tanpa sadar tertawa melihat tingkah 2
bapak-bapak tersebut, terlihat lucu :D bagaimana tidak lucu ? masalah yang
sepele menjadi begitu rumit dan bisa
dibilang merugikan orang lain . Selain membuat saya tersenyum sendiri kedua
bapak tersebut juga membuat saya berfikir seperti ini
“Terkadang manusia memang cenderung
menempatkan diri mereka pada kesulitan, jika sudah dalam keadaan sulit akan ada
saja orang yang mereka salahkan. Padahal apapun yang terjadi itu karena sikap
dan pilihan manusia itu sendiri”
Andaikan
saja jika salah satu dari mereka ada yang mau mengalah pasti tidak akan ada
kejadian memalukan itu, jika saja si pengemudi mobil mau sedikit lebih bijak
tidak akan ada antrian panjang yang disebabkan oleh keegoisan para bapak itu.
Kadang sadar
atau tidak setiap hal yang kita kerjakan atau lakukan pasti menjadi
sebab-akibat bagi orang lain, baik hal-hal yang sepele maupun hal yang besar. Seperti
sikap bapak-bapak di SPBU itu sadar atau tidak si bapak mengendara motor itu
telah menjadi sebab ”kemarahan” pengemudi mobil yang berakibat antrian yang
begitu panjang, tentu hal tersebut telah membuat kerugian bagi orang lain .
Percayalah dalam hidup itu selalu ada pilihan, baik
buruknya hidup kita ditentukan dari setiap pilihan yang kita buat. Meskipun banyak
masalah yang datang dalam hidup percayalah pasti ada jalan keluar untuk masalah
itu.
Langganan:
Postingan (Atom)